Selasa, 30 Desember 2014

Wisata Alam Watu Payung

Kudus, Kota terkecil di Jawa Tengah ini hanya memiliki luas wilayah 425,16 km2. Meskipun begitu, kabupaten ini termasuk kabupaten yang lumayan maju dibanding dengan kabupaten lain disekitarnya. Di Kudus terdapat pabrik rokok seperti PT Djarum yang merupakan perusahaan besar produksi rokok di Indonesia. Perusahaan tersebut terletak di Kabupaten Kudus dan cabangnya tersebar di berbagai kota. Selain Djarum juga terdapat beberapa perusahaan rokok seperti Nojorono, Sukun dan perusahaan rokok skala kecil. Untuk itulah Kabupaten Kudus ini terkenal sebagai kota kretek. Selain terkenal dengan penghasil rokoknya tentu Kudus juga memiliki tempatwisata yang terkenal terutama wisata religinyanya yang sering dijadikan tujuan para wisatawan yang ingin berziarah. Tak hanya itu Kudus juga masih memiliki banyak tempat wisata yang pasti banyak di kunjungi para wisatawan dari luar maupun dalam kudus. Meskipun begitu, masih ada objek wisata  alam yang belum begitu populer, salah satunya wisata alam Watu Payung. Wisata alam tersebut mungkin hanya di ketahui oleh beberapa orang saja. Untuk itu, berikut tentang Wisata Alam Watu Payung. 
Secara geografis, wisata alam Watu  Payung terletak di salah satu puncak dari Pegunungan Muria. Tepatnya di desa Ternadi, kecamatan Dawe Kudus. Terletak kira-kira 3,5 km ke utara dari balai desa Ternadi, atau 2 km dari kompleks makam Sunan Kaliyetno. Wisata alam Watu Payung bisa ditempuh kira-kira satu jam dengan jalan kaki, atau sekitar 25 menit dengan menggunakan sepeda motor. Eksotisme alam nan menantang terpampang di tengah-tengah perjalanan menuju Watu Payung.

Meski secara historis terbantahkan, namun sebagian masyarakat sekitar meyakini bahwa area Watu Payung merupakan tempat pertemuan Sunan Muria dengan Laksamana Cheng Ho yang selanjutnya berdebat mengenai apakah Muria merupakan gunung atau rawa. “Sunan Muria menyebutnya gunung, sedangkan Cheng Ho menyebutnya rawa,” tutur Sukat Mansur, juru kunci makam Sunan Kaliyetno.
Sesuai dengan namanya, wisata alam Watu Payung berwujud batu besar yang cekung dan berlubang sehingga memiliki atap. 
Watu berarti batu, dan Payung berarti payung yang identik dengan atap, atau tempat bernaung. Watu Payung menyerupai mulut gua. Jika dilihat dari teksturnya, Watu Payung terbentuk dari hasil patahan lempengan batuan besar hasil fenomena alam (gempa, atau pun air hujan). Keindahan dan keunikan Watu Payung terletak pada dinding-dinding batunya yang dilingkari oleh akar pohon besar yang tumbuh tepat di atas Watu Payung. Lilitan akar menyerupai ukiran, sehingga memberi tekstur yang manarik. Lilitan akar sekaligus pohon besar nan rimbun tersebut memberi kesan angker sekaligus indah.
Bagi para pengunjung dan penikmat alam, perjalanan menuju Watu Payung dengan jalan kaki bisa menjadi pilihan menarik. Selain tantangan perjalanan sepanjang 2 km yang luar biasa, kita juga akan disuguhi dengan pemandangan alam yang masih sangat alami, mendengar kegaduhan ranting dan dedaunan yang tertiup angin, riuh suara serangga, suara burung yang indah, serta suara gemercik air yang syahdu. Kenikmatan perjalanan menuju puncak keindahan akan diperoleh dengan jalan kaki, atau yang biasa disebut 
muncak.
Mata Air
Di tengah perjalanan, bentang alam terlihat jelas, puncak-puncak gunung serta kebun milik petani setempat. Mata air yang merupakan hulu yang bermuara ke sungai (kali) Dawe, juga menjadi pemandangan alam yang luar biasa di tengah perjalanan. Kejernihan mata air serta dingin yang khas dari air gunung menarik kita untuk sekedar cuci muka, atau bahkan mandi hingga minum. Mata air tersebut menjadi tempat singgah untuk melepas lelah bagi para pendaki, maupun masyarakat setempat yang turun setelah beraktifitas di kebunnya, atau mencari pakan ternak. Oleh karena itu, di mata air tersebut dipasang pancuran, sehingga memudahkan untuk dimanfaatkan. Kesegaran yang dijanjikan oleh mata air yang berada di tengah-tengah antara Watu Payung dan Makam Sunan Kaliyetno tersebut, memberi tenaga baru bagi para pendaki maupun masyarakat untuk melanjutkan perjalanan, naik ke puncak atau pun turun gunung.
Sebagaimana umumnya hulu sungai di pegunungan dan perbukitan, mata air tersebut keluar dari celah-celah tumpukan batuan, dan mengalir di atas pecahan batuan dengan ukuran yang bervariasi. Aliran air yang terbentur batu menghasilkan aliran air yang bergelombang, beriak dan berliku. Suara gemercik air yang tersuguh mengamini bentang alam yang masih terjaga keasriannya. Hulu sungai ini menjadi tempat yang indah untuk mengabadikan potret diri lewat kamera, menjadi 
background foto yang eksotis.
Pemandangan Puncak
Keindahan bentang alam yang masih terjaga keasriannya semakin nampak jika perjalanan dilanjutkan dari mata air menuju Watu Payung. Jalan setapak dan berbatu yang terbentang di sepanjang jalan menuju Watu Payung memberi tantangan tersendiri. Mendekati lokasi Watu Payung, rerimbunan pohon tersaji. Bayangan hutan belantara pun langsung terbesit, hingga sampai di ujung jalan yang sekaligus jalan tertinggi. Di sanalah Watu Payung berdiri kokoh dalam rimbun pohon dan semak yang terbelah oleh jalan setapak.
Selain arsitektur-alami yang tergambar di Watu Payung, keindahan lain yang tersaji adalah pemandangan puncak-puncak lain dari pegunungan Muria. Di sebelah barat, terlihat eksotisme puncak Rahtawu dan puncak 
Songolikur yang merupakan puncak tertinggi dari pegunungan Muria. Puncak Songolikur terlihat dengan jelas dari lokasi Watu Payung. Keindahan tebing, lembah dan kehijauan kawasan puncak Songolikur menjadi pemandangan yang indah. Kabut yang seringkali menutupi puncak yang terbentang di atas desa Rahtawu tersebut kian menambah eksotisme Puncak Songolikur yang dilihat dari Watu Payung.
Di sebelah timur Watu Payung, terlihat puncak yang masih termasuk kawasan desa Ternadi, yang menyajikan bentang alam yang tak kalah indah. Tebing-tebing terlihat indah dan nampak jelas karena posisinya yang dekat. Di balik puncak ini, puncak Colo yang di dalamnya terdapat pusara Sunan Muria akan terlihat jelas.
Sekian tentang Wisata Alam Watu Payung. Jika anda adalah seorang pendaki, pecinta alam, seorang petualang atau bahkan penikmat wisata alam, Watu Payung dapat menjadi salah satu pilihan wisata alam yang dapat anda dikunjungi. Karena memang, keunikan arsitektur Watu Payung, serta keindahan alam yang bisa dilihat di sepanjang jalan menuju Watu Payung maupun di area Watu Payung sendiri, menjadi pertimbangan untuk mengagendakannya sebagai salah satu tujuan wisata. Terima Kasih ^^